إذَا
لَقِيَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ السَّاكِنَتَانِ بحَرْفٍ سَاكِنٍ آخَرَ حُذِفَتَا
نَحْوُ صُنْ وَ سِرْ أَصْلُهُمَاُ أُصْوُنْ وَ اِسْيِرْ.
Apabila
ada Wawu atau Ya’ yang mati bertemu
dengan huruf lain yang mati pula maka Wawu atau Ya’ tersebut dibuang. Contoh: صُنْ dan سِرْ
asalnya أُصْوُنْ dan اِسْيِرْ
Praktek
I’lal:
صُنْ
صُنْ
asalnya أُصْوُنْ mengikuti
wazan اُفْعُلْ, Harokat
Wawu dipindah kepada huruf sebelumnya, karena Wawu berharokat dan huruf sebelumnya
adalah huruf shohih yang mati (lihat Kaidah I’lal ke 2) untuk menolak
beratnya mengucapkan, maka menjadi اُصُوْنْ, maka terjadilah
pertemuan dua huruf yang mati yaitu Wawu dam Nun Wawu dibuang untuk menolak bertemunya dua
huruf yang mati maka menjadi اُصُنْ, kemudian
Hamzah Washolnya dibuang karena tidak dibutuhkan lagi, maka menjadi صُنْ
سِرْ
asalnya اِسْيِرْ mengikuti wazan اِفْعِلْ, Harokat
Ya’ dipindah kepada huruf sebelumnya, karena Ya’ berharokat dan huruf sebelumnya
adalah huruf shohih yang mati (lihat Kaidah I’lal ke 2) untuk menolak
beratnya mengucapkan, maka menjadi اِسِيْرْ, maka Ya’
dibuang untuk menolak bertemunya dua huruf yang mati yaitu Ya’ dan Ro’maka
menjadi اِسِرْ, kemudian Hamzah Washal-nya dibuang karena tidak dibutuhkan
lagi, maka menjadi سِرْ
0 comments:
Post a Comment