( KAIDAH KE 15 )
إِنَّ اسْمَ الْمَفْعُوْلِ إذَا كَانََََ مِنْ مُعْتَلِّ الْعَيْنِ وَجَبَ حَذْفُ وَاوٍ الْمَفْعُوْلِ مِنْهُ عِنْدَ سِيْبَوَيْهِ نَحْوُ مَصُوْنٌ وَ مَسِيْرٌ أَصْلُهُمَا مَصْوُوْنٌ وَ مَسْيُوْرٌ
Sesungguhnya Isim Maf’ul apabila‘Ain Fi’ilnya
berupa huruf ‘Ilat (Bina’ Ajwaf) maka wajib membuang Wawu Maf’ulnya menurut
Imam Syibawaeh (menurut Imam lain yg dibuang adalah Ain Fi’ilnya).
contoh: مَصُوْنٌ dan
مَسِيْرٌ asalnya مَصْوُوْنٌ dan مَسْيُوْرٌ
Praktek
I’lal:
مَصُوْنٌ
مَصُوْنٌ asalnya مَصْوُوْنٌ mengikuti wazan مَفْعُوْلٌ Harokat Wawu dipindah pada huruf sebelumnya karena Wawu berharokat
dan huruf sebelumnya adalah huruf shohih yang mati untuk menolak beratnya
mengucapkan, maka menjadi مَصُوْوْنٌ ( lihat
kaidah ke 2 ),maka terjadilah pertemuan dua huruf yang mati,yaitu Wawu yang
pertama adalah Wawu ‘Ain Fi’il dam Wawu yang kedua adalah Wawu Maf’ul maka Wawu
Maf”ulnya di buang untuk mencegah bertemunya dua huruf yang mati (menurut Imam
Sibawaeh),maka menjadi مَصُوْنٌ .
مَسِيْرٌ
مَسِيْرٌ asalnya
مَسْيُوْرٌ mengikuti wazan مَفْعُوْلٌ Harokat
Ya’ dipindah pada huruf sebelumnya karena Ya’ berharokat dan huruf sebelumnya
adalah huruf shohih yang mati untuk menolak beratnya mengucapkan maka menjadi مَسُيْوْرٌ (lihat i’lal ke 2), maka terjadilah pertemuan dua huruf yang
mati yaitu Ya’ ‘Ain Fi’il dan Wawu Maf’ul,untuk menolak beratnya
mengucapkan,maka Wawu Maf’ulnya dibuang untuk menolak beratnya mengucapkan
(menurut Imam Sibawaeh) maka menjadi مَسِيْرٌ.
0 comments:
Post a Comment