ِ اِذَا اجْتَمَعَ فِيْ كَلِمَةٍ
حَرْفَانِ مِنْ جِنْسٍ وَاحِدٍ أَوْ مُتَقَارِبَانِ فِي الْمَخْرَجِ يُدْغِم اْلأَوَّلُ فِي
الثَّانِيْ بَعْدَ جَعْلِ الْمُتَقَارِبَيْن مِثْلَ الثَّانِيْ لِثَقْلِ
الْمُكَرَّرِ نَحْوُ مَدَّ وَ مُدِّ وَ اتَّصَلَ أصْلهَا مَدَدَ وَ اُمْدُدْ وَ اِوْتَصَلَ
Apabila
dua huruf yang sejenis atau hampir sama Makhrojnya berkumpul dalam satu kalimat,
maka huruf yang pertama harus di-idghomkan pada huruf yang kedua,setelah
menjadikan huruf yang hampir sama makhrojnya serupa dengan huruf yg kedua (lihat
kaidah i’lal ke 18) karena beratnya pengulangan. Contoh مَدَّ , مُدِّ dan
اتَّصَلَ asalnya
مَدَدَ , مُدِّ dan
اِوْتَصَلَ.
Praktek
I’lal:
مَدَّ
مَدَّ asalnya مَدَدَ mengikuti
wazan فَعَلَ, huruf Dal yang pertama disukun untuk
melaksanakan syarat Idghom, maka menjadi مَدْدَ, kemudian huruf Dal yang pertama diidgomkan pada huruf Dal yang kedua, maka menjadi مَدَّ
مُدِّ/مُدَّ/مُدُّ asalnya اُمْدُدْ mengikuti wazan اُفْعُلْ, harokat Dal yang pertama dipindah pada huruf sebelumnya untuk
melaksanakan syarat Idghom, maka menjadi اُمُدْدْ,maka terjadilah pertemuan dua huruf yang mati yaitu dua Dal,
maka Dal yang kedua diberi harakat untuk menolak bertemunya dua mati/sukun, maka
Dal yang kedua boleh diberi harokat:
ü Kasroh karena
kaidah; “Apabila ada huruf mati dan akan diberi harokat, maka berilah harokat
kasrah”.
ü
Fathah
karena ia paling ringannya harakat.
ü
Dhommah,
karena mengikuti harokat ‘Ain fi’il pada fh’il mudhori’nya,
maka menjadi اُمُدْدِ/اُمُدْدَ/اُمُدْدُ, kemudian Dal yang pertama diidghomkan pada Dal yg kedua maka
menjadi اُمُدِّ/اُمُدَّ/اُمُدُّ,
kemudian Hamzah Washolnya dibuang karena sudah tidak dibutuhkan lagi, maka
menjadi مُدِّ/مُدَّ/مُدُّ.
اتَّصَلَ
Praktek
I’lal untuk lafazh اتَّصَلَ
ada pada Kaidah I’lal ke 18,
0 comments:
Post a Comment