(
KAIDAH KE 13 )
إِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ طَرْفًا بَعْدَ ضَمٍّ فِيْ اسْمٍ مُتَمَكِّنٍ فِي اْلأَصْلِ أُبْدِلَتْ يَاءً فَقُلِبَتِ الضَّمَّةُ كَسْرَةً بَعْدَ تَبْدِيْلِ الْوَاوِ يَاءً نَحْوُ تَعَاطِيًا وَ تَعَدِّيًا أَصْلُهُمَاُ تَعَاطُوًا وَ تَعَدُّوًا.
Apabila
ada Wawu berada di akhir kalimat dan jatuh sesudah harokat dhommah dan berada
pada isim yang asalnya menerima tanwin,maka Wawu tersebut harus diganti Ya’,kemudian
setelah itu harokat dhommah diganti kasroh. Contoh: تَعَاطِيًا dan تَعَدِّيًا asalnya
تَعَاطُوًا dan تَعَدُّوًا.
Praktek
I’lal:
تَعَاطِيًا
تَعَاطِيًا asalnya تَعَاطُوًا mengikuti wazan تَفَاعُلاً Wawu diganti Ya’ karena mengikuti pada Fi’il Madlinya,maka
menjadi تَعَاطُيًًا
kemudian huruf Tho’ dikasroh untuk mencocokkan dengan huruf Ya’. Maka menjadi تَعَاطِيًا.
تَعَدِّيًا
تَعَدِّيًا asalnya تَعَدُّوًا mengikuti wazan تَفَعُلاً Wawu diganti Ya’ karena mengikuti pada Fi’il Madlinya, maka
menjadi تَعَدُّيًًا
kemudian huruf Dalnya dikasroh untuk mencocokkankan dengan huruf Ya’. Maka
menjadi تَعَدِّيًا.
0 comments:
Post a Comment